Sabtu, 22 November 2014

 
Foto : Curhat Orang Tua Murid tentang Kurikulum 2013

TEMPO.CO, Jakarta - Kurikulum 2013 masih menjadi topik perdebatan oleh berbagai kalangan, termasuk para orang tua murid. Julia Afianto, orang tua murid, memberi penilaiannya terhadap kurikulum terbaru ini. "Saya mendukung kurikulum ini," katanya di Jakarta, Kamis, 16 Oktober 2014.

Menurut Julia, Kurikulum 2013 bagus untuk menambah nilai moral bagi anak-anak zaman sekarang. Anak masa kini dinilainya sangat pintar, tapi tidak dibarengi dengan akhlak yang baik. "Sopan santunnya mengalami kemunduran, apalagi dibandingkan dengan saat saya sekolah dahulu," kata wanita 47 tahun ini. Selain soal akhlak, Kurikulum 2013 juga dinilai baik karena bisa menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Melatih anak-anak membuat laporan serta membuat anak lebih aktif.

Namun Julia mengaku masih ada kendala dalam pelaksanaannya. Ibu dua anak ini mengatakan Kurikulum 2013 sedikit sulit diterapkan untuk anak-anak sekolah dasar. Kurikulum yang mengharuskan anak melakukan penelitian akan sangat sulit ketika guru kurang memberikan arahan kepada muridnya.

Ketika orang tua ingin membantu anaknya, mereka juga bingung karena buku panduan untuk siswa itu belum didapat. "Beruntung kalau gurunya sudah kreatif dan mengarahkan dengan baik. Tapi masih banyak yang belum tahu bagaimana caranya," ujarnya. Saat orang tua hendak membimbing anak-anaknya, mereka jadi bingung karena buku panduan kurikulum itu belum diterima.

Untuk anak-anak sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, Julia menilai tugas yang diberikan terlalu banyak. Saking banyaknya, kata Julia, anak hampir tidak memiliki waktu untuk mengerjakan. "Kalau rumahnya jauh, sampai rumah, anak sudah lelah, tapi tugasnya masih menumpuk. Besok, pukul 06.30, sudah harus sampai sekolah lagi," tutur ibu yang salah satu anaknya sudah duduk di kelas XI sekolah menengah kejuruan itu.

Julia berharap, apabila pemerintah ingin mengubah kurikulum yang ada, persiapan seharusnya dilakukan sejak lama. Guru-guru diharapkannya bisa dilatih untuk mempersiapkan kurikulum baru itu. Infrastruktur juga dipersiapkan terlebih dahulu, semisal kebutuhan akses Internet di setiap perpustakaan sekolah. "Buku bisa dicetak dahulu. Kalau seperti ini, terkesan terburu-buru," katanya.
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

0 komentar:

Posting Komentar

Album Kenangan

Popular Posts

Like

Visitors

Flag Counter